Obat palsu dan obat substandar memantik kekhawatiran masyarakat untuk menjalani proses penyembuhan. Sangat disayangkan obat palsu dan obat substandar masih beredar di pasaran di berbagai daerah di Indonesia.
Hadirnya obat substandar dan obat palsu tentunya sangat merugikan yang mana akan sangat mengancam kesehatan seseorang. Pengaruh obat-obat tersebut makin memperburuk kondisi orang yang sedang sakit bila meminumnya.
"Orang yang mengonsumsi obat palsu sudah pasti tidak akan pernah membuat sembuh penyakitnya. Malah akan memunculkan penyakit baru untuk orang tersebut," jelas Direktur Standarisasi dan PKRT BPOM RI, Dra Ratna Irawati, Apt., Mkes kepada AkuratHealth di Manhattan Hotel, Kamis, (8/11).
Dampak pengaruh dari mengonsumsi kedua obat tersebut beragam, tergantung kandungan, komposisi, kondisi obat, serta penyakit yang diderita seseorang.
"Umumnya begini, kalau untuk obat palsu tentu dia pasti akan mempengaruhi ginjalnya, hatinya lebih parah yang bisa buat jadi rusak. Jadi akan ada kompilkasi penyakit baru yang akan menambah biaya pengobatan mereka dari dampak lainnya," tambahnya.
Bila hati sudah rusak maka akan membuat sifat zat racun menjadi sulit dinetralisir. Selain itu jika kerja ginjal sudah terganggu maka kotoran tak akan tersaring dan menyebar ke sirkulasi darah yang menyebabkan seseorang harus menjalani cuci darah secara rutin. Ginjal sendiri bekerja layaknya penyaring didalam tubuh.
Sumber : Akurat.co
Comments
Post a Comment